MENGAPA MERANGKAK ITU PENTING
Anak
cepat jalan itu bagus
Fakta
Setiap
tahapan perkembangan motorik bayi, seperti membalikkan badan, duduk, merangkak,
dan berjalan itu penting untuk dilalui karena masing-masing tahapan motorik
memiliki fungsi tersendiri.
Oleh
karena itu, penting untuk memastikan bayi melewati semua tahapan perkembangan
motorik sesuai dengan usianya. Salah satunya merangkak sebelum bayi bisa
berjalan.
Mengapa
merangkak itu penting ?
ü
Bayi
yang merangkak cenderung lebih sensitif terhadap letak suatu benda, seberapa
besar benda tersebut, apakah benda tersebut bisa dipindahkan atau tidak
ü
Merangkak
membantu bayi belajar menilai jarak dan ketinggian
ü
Mereka
juga belajar menilai apakah suatu situasi aman atau menakutkan dari reaksi
sekitar ketika ia sedang melakukan eksplorasi dengan merangkak
“ Perkembangan gross motor skills-nya sangat cepat pada saat
dia mulai merangkak. Harus distimulasi dengan mainan dan games yang seru”
Chaty sharon, ibu dari jacob dan
carla
Hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika anak mulai merangkak
1.
Jika
merangkak dilakukan di atas tempat tidur yang tinggi, harus diawasi supaya
tidak terjatuh
2.
Jauhkan
benda-benda yang dapat berbahaya dari area bayi merangkak, termasuk benda kecil
yang dapat ditelan bayi dengan tidak sengaja
3.
Jika
merangkak di lantai, maka pastikan lantai bersih dan tidak licin
4.
Pakaikanlah
pakaian yang nyaman sehingga bayi dapat bergerak bebas
Mainan
yang dapat dimainkan bayi 6 – 12 bulan
1.
Ci luk
ba
2.
Jelly
yang dipotong-potong dengan ukuran besar
3.
Bermain
pasir yang dibuat sendiri dari tepung
4.
Rolling
ball (mengoper bola)
5.
Fingerpainting
yang dibuat dari tepung dan pewarna makanan
6.
Menyusun
dan menghancurkan susunan balok
7.
Membacakan
buku untuk bayi
Melalui permainan ci luk
ba, bayi belajar untuk mengerti bahwa suatu objek akan tetap ada walaupun ia
tidak bisa melihat, mendengar, atau menyentuhnya
Melalui seringnya
interaksi dua arah antara orang tua-anak, orang tua belajar untuk lebih
mengenal dan mengerti kebutuhan bayi.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh orang tua agar bisa attune dengan bayi
1.
Ketika
berinteraksi, fokus hanya menikmati interaksi tersebut
2.
Lakukan
kontak mata dengan bayi
3.
Sesuaikan
ekspresi wajah, bahasa tubuh sampai intonasi juga volume suara anda dengan bayi
4.
Sesuaikan
kecepatan berbicara dan bergrak dengan kecepatan bayi
5.
Ketika
berbicara, sesuaikan tinggi tubuh dengan bayi, bisa dengan menunduk, jongkok,
atau memangku bayi hingga mata orang tua sejajar dengan bayi
Morring
adalah salah satu cara orang tua untuk attune dengan bayi
Manfaat morring
Aktivitas
morring mengaktifkan syaraf di otak yang disebut, mirror neurons. Mirror
neurons ini berperan penting dalam proses:
1.
Pembelajaran
bayi
2.
Pengenalan
diri bayi
3.
Meningkatkan
kemampuan sosial dan kemampuan empati bayi
4.
Bahkan,
mirroring juga memengaruhi perkembangan bahasa bayi
Bercermin
Ketika
bayi melihat cermin, hal yang paling ia suka adalah melihat wajah, walaupun
pada usia ini bayi masih belum menyadari bahwa yang ia lihat di cermin adalah
dirinya sendiri.
Melalui
bercermin, bayi berlatih untuk mengenali ragam emosi wajah yang bermanfaat
untuk perkembangan sosial dan emosionalnya.
Mitos
Bayi
menjadi lebih tenang dan mau makan ketika diberikan gadget.
Bayi
memang menyenangi hal-hal baru terutama yang bergerak dan berwarna sehingga
wajar mereka akan lebih tenang ketika melihat ke layar gadget. Akan tetapi,
untuk bayi atau anak 0-2 tahun tidak disarankan untuk sudah melihat ke layar
gadget.
Menghabiskan
waktu pada media elektronik membuat bayi kehilangan waktu untuk bermain dan
memiliki interaksi dengan anggota keluarga lain, di mana kedua hal tersebut
sangat dibutuhkan untuk perkembangannya.
Gadget
Tidak
bisa menggantikan interaksi dan kehadiran orang tua
Tabel
screentime
Usia
|
Batas waktu yang sesuai
|
0 – 2 tahun
|
Sama sekali tidak direkomendasikan
|
2 – 3 tahun
|
30 menit sehari dengan games yang
edukatif
|
3 – 5 tahun
|
1 jam sehari dengan games yang dipilih
oleh anak di bawah pengawasan orantua
|
> 5 tahun
|
Maksimal 2 jam sehari
|
Momen
magis saat bersama anak adalah ketika menyadari apa yang kita ajarkan ternyata
dia pahami dan dia merefleksikannya kembali kepada kita pada saat yang tidak
kita duga-duga.
Mengamati
anak bertumbuh dan mencerap segala sesuatu yang ia tangkap dari sekelilingnya
selalu membuat saya kagum dan jatuh hati pada proses kehidupan
Hal-hal
yang bisa dicapai oleh anak usia 18 – 24 bulan
1.
Mulai
memiliki tujuan ketika menggunakan suatu benda
2.
Mulai
bisa mengklasifikasikan benda
3.
Menggunakan
50 sampai 300 kosakata
4.
Mulai
bisa mengikuti rutinitas sosial
5.
Banyak
bertanya mengenai hal-hal yang dilihat
6.
Mulai
menunjukkan kepedulian pada orang lain
7.
Sulit
untuk menunggu giliran ketika bermain
8.
Melihat
dan menirukan cara anak lain bermain, tetapi masih senang bermain sendiri
9.
Lebih
stabil dalam berjalan dan berlari
10.
Bisa
berdiri dengan satu kaki (walaupun hanya sebentar)
11.
Mulai
bisa naik tangga
Musik
melatih anak untuk mengeluarkan suara dan bergerak dengan mengikuti ritme.
Dengan begitu, anak belajar untuk mengendalikan tubuhnya untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Melalui
musik, anak juga mempelajari bahasa. Dengan begitu, anak belajar untuk
menggunakan dan mengontrol tubuhnya untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Pada
rentan usia ini, anak mulai tertarik untuk belajar naik dan turun tangga. Ketika
pertama kali naik tangga, anak tidak akan naik tangga dengan kaki bergantian.
Ia cenderung akan menggunakan kaki tertentu (kanan atau kiri) untuk mulai
menaiki setiap anak tangga.
Tahapan
anak belajar menaiki tangga
1.
Anak
menggunakan kaki kanan untuk menaiki anak tangga
2.
Kaki
kiri menyusul untuk menaiki anak tangga yang sama
3.
Anak
kembali menggunakan kaki kanan untuk naik anak tangga selanjutnya
Tips
dan trik mengajarkan anak berbagi
1.
Saat
melakukan kegiatan berbagi, orang tua perlu memberi tahu tentang kegiatan
tersebut kepada anak, misalnya “sayang, ini ibu lagi berbagi pisang yang ibu
makan ke ayah”
2.
Memberitahukan
pada anak mengenai emosi positif yang muncul ketika berbagi, misalnya “Sayang
senang ya tadi membagi makanannya ke kakak?”
3.
Buatlah
suasana atau aktivitas yang memungkinkan anak untuk berbagi. Misalnya,
menyediakan mainan dari balok yang bisa dimainkan bersama atau bak pasir
4.
Ajari
anak untuk mengetahui barang miliknya. Orang tua bisa memulainya dengan meminta
izin pada anak ketika ingin menggunakan barang milik anak dan berikan
kesempatan pada anak untuk memilih boleh atau tidak.
Anak-anak
mencontoh apa yang orang tua lakukan. Jadi, sehari-hari aku dan suami
mencontohkan untuk berbagi dan bersikap sopan pada orang-orang terdekat seperti
pada asisten rumah tangga di rumah.
Aku
juga suka megajak mereka berpikir dan merasakan rasanya ada di posisi
orang-orang yang mungkin nggak beruntung.
Hal-hal
yang mempermudah anak untuk belajar merangkai kata
1.
Interaksi
langsung (tatap muka), anak belajar memaknai kata dari ekspresi wajah orang
dewasa
2.
Kalimat
yang diucapkan orang tua harus sederhana, dalam bentuk kalimat yang terdiri
dari 2-3 kata
3.
Konkret,
kata baru langsung diasosiasikan dengan benda asli atau gambar atau merasakan
langsung
4.
Kontekstual,
ketika mempelajari kata kerja, orang dewasa langsung mempraktikan kalimat
tersebut dan memberitahukan anak pada situasi nyatanya.
5.
Tematik
akan lebih mempermudah anak dalam mengingat, misalnya nama-nama hewan,
nama-nama bangun ruang (bisa lewat permainan).
6.
Berulang,
kata yang sama diajarkan berulang
Ceritakan
secara jelas apa pun yang orang tua lihat dan sedang lakukan pada anak untuk
meningkatkan jumlah kosakata yang dimilikinya.
Setiap
hari, anak berusia dua tahun akan menambah lima kosakata baru setiap harinya.
Sumber:
Tiga Generasi. 2016. Anti panik mengasuh bayi 0 – 3 tahun.
Penerbit: Wahyumedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar